KLIKPRIANGAN – Meski belum ada yang terungkap di wilayah hukum Kota dan Kab. Tasikmalaya, upaya kartel narkoba jenis Yaba untuk memasarkan narkotika jenis baru itu menjadi perhatian Badan Narkotika Nasional (BNN) Tasikmalaya.
Narkotika jenis baru bernama Yaba atau dikenal pula dengan sebutan sabu kristal yang diproduksi di Thailand dan Myanmar, kini sudah mulai masuk ke tanah air.
Malah awal Desember 2022 lalu, Polda Sumatera Selatan (Sumsel) berhasil menggagalkan peredaran 6.853 butir Yaba.
Menyadari akan masuknya narkoba yang dianggap lebih berbahaya dari sabu itu, Kepala BNN Tasikmalaya Iwan Kurniawan dan jajarannya memasang alarm bahaya.
“Ya narkoba jenis Yaba sudah banyak masuk tanah air, sehingga kita perlu mewaspadai agar tak masuk ke Kota Santri,” ujar Iwan pada konferensi pers akhir tahun 2022 lalu.
BNN sendiri telah memasukkan Yaba ke dalam daftar narkoba golongan satu. Yaba juga merupakan narkoba yang berbentuk pil berwarna pink atau oranye seukuran 6 mm.
“Narkoba jenis ini bisa membuat orang merasakan euforia berlebihan, rasa senang berlebihan yang menyerang sentral syarat pusat hingga dampak beratnya bisa meninggal dunia,” kata Iwan.
Pil ini mengandung methampethamine yang dapat menyebabkan halusinasi, bahkan lebih berbahaya dari sabu. Yaba adalah obat dalam bentuk tablet, dan ini sering berwarna merah dengan huruf-huruf WY, yang tercetak di atasnya.
Untuk mengantisipasi hal itu, BNN Tasikmalaya yang wilayah tugasnya meliputi kab dan Kota Tasikmalaya akan terus melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang bahaya narkoba.
“Kami telah membentuk relawan desa dan kelurahan bersinar yang akan terus berupaya meredam penyalahgunaan narkoba,” ujar Iwan.
Selain penyuluhan, upaya deteksi dini terhadap orang yang menyalahgunaan narkoba hingga konseling akan terus dilakukan di tahun 2023 ini.
Dengan mengetahui dampak negatif, dia yakin keluarga atau masyarakat akan sama-sama membantu menghalau peredaran narkoba jenis apapun, termasuk jenis Yaba.***