KLIK PRIANGAN – Pada bulan Rabiul Awal atau Maulud di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat terdapat beberapa tradisi. Salah satunya tradisi Jamasan Pusaka di Museum Galuh Pakuan Ciamis. Seperti apa tradisinya ?
Jamasan Pusaka merupakan sebuah ritual membersihkan benda pusaka peninggalan jaman dulu dan dianggap memiliki nilai sejarah. Benda seperti keris, pedang, tombak ini tersimpan di museum yang terletak di Pendopo Selagangga Jalan KH Ahmad Dahlan Ciamis.
Tradisi yang dilaksanakan ini biasanya dihadiri keluarga keturunan Kerjaan Galuh dan Keadipatian Galuh, kabuyutan serta warga mengikuti prosesi tersebut.
Prosesi Jamasan Pusaka diawali mengeluarkan benda pusaka peninggalan kerjaan galuh dan keadipatian galuh dari museum. Benda pusaka tersebut sebelumnya telah dibawa ke situs makam Jambansari (RAA Koeseomadiningrat) yang merupakan Bupati Galuh.
Kemudian para petugas Jamasan melakukan tugasnya membersihkan benda pusaka tersebut. Air yang digunakan untuk membersihkan menggunakan 7 mata air, antara lain Jambansari, Karangkamulyan, Imbanagara, Cimaragas, Nagaratengah, Cineam dan Tasikmalaya. Juga ditaburi tujuh jenis bunga.
Benda pusaka tersebut dimasukan ke dalam air dalam wadah kayu. Lalu digosok menggunakan jeruk nipis, kemudian dikeringkan menggunakan lap kering lalu diberi minyak wangi dan dimasukan kembali ke serangkanya.
Tradisi Jamasan Pusaka ini tujuannya untuk menjaga kondisi benda pusaka yang sudah berumur ratusan tahun itu, agar tidak rusak dimakan usia.
“Jamasan ini tujuannya untuk merumat (merawat), menjaga benda pusaka bersejarah ini supaya tidak rusak dan hilang dimakan zaman,” ujar Ketua Yayasan RAA Koesoemadiningrat R Hanif Radinal, beberapa waktu lalu.
Inti tradisi Jamasan Pusaka ini untuk melestarikan peninggalan zaman dulu. Benda pusaka ini dianggap menyimpan sejarah dan kebanggaan warga tatar galuh.
“jadi anak cucu kita nanti masih bisa mengetahui sejarah kerajaan galuh,” ucap Hanif.
Hanif menuturkan, kegiatan Jamasan Pusaka ini bukan hanya tradisi seremonial. Namun memiliki filosifi membersihkan diri yakni dengan berdoa dan mendekatkan diri dengan sang pencipta, sekaligus memperingati Maulid Nabi.
“Benda pusaka ini berasal dari para keturunan yang sengaja disimpan disini, kegiatan ini juga sekaligus untuk mempererat tali silaturahmi antar keturunan Kerjaan galuh dan masyarkat, semua hadir disini,” ujarnya.*** (YT)