KLIK PRIANGAN – Universitas Bakti Tunas Husada (BTH) Tasikmalaya menggelar kegiatan edukasi mengenai nyamuk vektor penularan penyakit demam berdarah dan pelaksanaan jumantik untuk Palang Merah Remaja (PMR) tingkat SMA sederajat pada Sabtu 18 Mei 2024.
Selain menjadi bagian dari program pengabdian kepada masyarakat, kegiatan itu dipandang penting untuk memberi pemahaman tentang bahaya penyakit demam berdarah. Apalagi berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, terdapat tiga orang pelajar masing-masing seorang pelajar SD, SMP dan SMA meninggal akibat penyakit itu dalam bulan April.
Salah satu penyebabnya adalah minimnya pemahaman dan pengenalan terkait gejala penyakit ini, sehingga kebanyakan telat dalam menanganinya. “Nah melalui puluhan kader PMR yang diproyeksikan jadi duta juru pemantau jentik (Jumantik), kami berharap terbentuk lingkungan bebas jentik sebagai langkah pencegahan penyakit DBD di lingkungan sekolah maupun lingkungan sekitar rumah,” kata Dr.Dewi Peti V, M.Si Ketua Tim PKM UBTH.
Intinya, kata Dewi, bila ada rekan pelajar yang mengalami demam tinggi antara 38-40 derajat disertai sakit kepala berat, maka segera dibawa ke faskes terdekat dengan meminta cek darah. Dalam kegiatan itu, Dewi yang juga dosen di program studi D-3 Teknologi Laboratorium Medis Universitas BTH itu mengajak puluhan anggota PMR dari 15 sekolah yang tersebar di kota santri itu melakukan pengamatan morfologi jentik nyamuk di ruang laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan UBTH.
Upaya itu dilakukan agar mereka bisa mengenali, memantau sekaligus mengidentifikasi jentik nyamuk di lingkungan sekitarnya. Para peserta pelatihan juga diberi sejumlah kit mulai senter, microshop hp, sampel jentik, saringan dan lainnya untuk memantau keberadaan nyamuk di sejumlah tempat mulai dari dispenser, lemari es, ember atau plastik yang kerap berserakan di sekitar sekolah.
“Sebab tempat seperti itu paling disukai nyamuk. Untuk mendukung itu, kami juga
memberikan buku panduan dan sejumlah alat bantu yang bersumber dari hibah Kemendikbud Ristek,” ujar Dr Dewi. Dia pun berharap agar seluruh peserta nanti bisa memantau/mengecek tempat – tempat yang bisa menjadi tempat perindukan nyamuk sekaligus membuat laporan.
Para calon duta Jumantik itu juga nantinya diharapkan bisa menularkan ilmu yang diperolehnya kepada anggota PMR lain termasuk yang merupakan anggota PMR di sekolah lain, anggota PMR di tingkat SMP atau SD. Untuk kegiatan lanjutan, para peserta akan melakukan simulasi di lingkungan SMAN 5 Tasikmalaya yang merupakan mitra Universitas BTH.
Selain Dewi Peti, tampil sebagai pemateri dalam kegiatan itu adalah H.Abdulloh Mubarok Dadang, S.Km, M.Si, MKM, Ketua Tim Pencegahan dan pengendalian penyakit Menular Dinkes Kota Tasikmalaya.
Aliya, Anggota PMR dari MAN I Tasikmalaya mengaku bersyukur bisa memperoleh banyak ilmu setelah mengikuti kegiatan itu. “Banyak hal dan ilmu baru dan ini saya kira sangat berguna,” kata dia.
Sementara Abdulloh M.Dadang mengapresiasi inisiatif tim PKM UBTH dan hasil kegiatan para duta Jumantik bisa dilaporkan kepada Dinkes atau puskesmas terdekat. “Edukasi ini juga sebagai salah satu upaya pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sejak usia dini serta upaya Pemberantas Sarang Nyamuk (PSN) penularan demam berdarah dengue,” ujarnya. (Irman Sukmana)*