banner 728x90

Atasi Stunting, Pemkot Tasik Perlu Perkuat Kolaborasi dengan Petani

Tedi Mulyana, petani asal kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi
banner 120x600
banner 468x60

KLIK PRIANGAN – Sejumlah pelaku usaha tani merasa ikut prihatin dengan fakta bahwa angka stunting yang salah satunya dipicu kekurangan gizi di Kota Tasikmalaya masih tinggi. Padahal bila ada itikad baik alias goodwill dalam mendorong usaha pertanian, angka tersebut bisa diminimalisasi. Tedi Mulyana pelaku usaha peternakan ayam petelor menyebut, pola hidup sehat itu bisa dimulai dari mengevaluasi apa yang setiap orang makan setiap hari.

“Kita harus pastikan apakah menu berbahan baku sayuran arah hasil ternak yang kita santap tanamannya sudah di kasih nutrisi atau pupuk lengkap belum. Nah guna memastikan itu, tentu mesti ada uji laboratorium gizi,” kata Tedi, petani asal kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi usai pertemuan dengan PPL dan BPP Kawalu di kelompok Tani Mancagar Jumat 20 Januari 2023.

Kalau pemkot tak mampu fasilitasi alatnya, ujar petani yang aktif di organisasi Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) itu, bisa jalin kerja sama dengan perguruan tinggi yang membuka fakultas atau jurusan gizi.
“Menurut saya, menurunkan angka stunting bukan sekedar memberi makanan. Tapi di pastikan hasil panen petani atau perternak layak atau memiliki kandungan gizi yang jelas,” katanya.

Artinya, pemberian makanan bergizi yang selama ini jadi pilihan itu hanya jadi solusi jangka pendek. Untuk jangka panjangnya, kata dia pemkot lebih intens berkolaborasi dengan petani. Hal itu penting guna memastikan Kandungan gizi pada setiap produk hasil panen baik itu pangan, ternak atau hortikultura.

“Jadi ketika tiap hasil panen pangan ternak duji lab kandungan gizinya, Insya Allah bisa jadi bahan evaluasi tiap petani/peternak, apakah hasil panen nya sudah masuk standar gizi atau belum,” kata alumni Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP Unsil Tasikmalaya yang nyambi jadi peternak ayam petelor itu.

Kalau pun belum memenuhi standar gizi ini, kata dia, tentu jadi pekerjaan rumah bersama mengenai cara pemberian nutrisi, pupuk atau pakan pada tanaman maupun ternak. Bila itu dilakukan, dia optimis akan memberi dampak positif. Selain masyarakat sehat dan meminimalisasi angk stunting, daya jual hasil panen petani lokal pun diyakini akan naik. Apalagi orientasi pasar ekspor atau masyarakat menengah ke atas adalah adanya semacam jaminan kandungan gizinya. (P-1)***