KLIKPRIANGAN – Perumdam Tirta Sukapura Tasikmalaya sudah menetapkan kenaikan tarif air bersih terhitung mulai Januari 2023 ini.
Dengan keputusan ini, maka pelanggan air Perumdam Tirta Sukapura, akan mulai membayar tarif baru terhitung sejak Bulan Maret 2023 mendatang.
Hal ini karena sistem pembayaran air yang diberlakukan oleh Perumdam Tirta Sukapura ini adalah dua bulan setelah pemakaian. Artinya, pemakaian pada Bulan Januari, pembayarannya pada Bulan Maret.
Adanya keputusan dari Perumdam Tirta Sukapura dengan menaikan tarif air bersih ini langsung mendapatkan reaksi dari berbagai kalangan, baik para pelanggannya maupun sejumlah pengamat kebijakan publik.
Apalagi kenaikan tarif tersebut disebut-sebut dua kali lipat dari tarif sebelumnya. Hal ini membuat sejumlah pelanggan berteriak, terutama pelanggan dari kelas menengah ke bawah.
Mereka keberatan karena mengaku masih terimbas oleh kondisi ekonomi sebagai dampak dari kenaikan tarif BBM.
Salah seorang pelanggan PDAM di daerah Indihiang, Ny. Wawan mengaku sangat keberatan dengan rencana kenaikan tarif PDAM ini.
Alasannya, karena masyarakat masih terimbas oleh kenaikan harga-harga sebagai dampak inflasi dan juga dampak kenaikan harga BBM.
“Saat ini berbagai kebutuhan pokok harganya melambung. Telur, daging, sayuran, dan lainnya terus-terusan naik harganya. Hal ini membuat masyarakat seperti kami sangat kerepotan,” katanya.
Apalagi jika ditambah dengan kenaikan tarif air yang rencananya mencapai dua kali lipat, kata dia. Tentu akan membuat kondisi ekonomi keluarganya kelimpungan.
Ny. Wawan sendiri mengaku dalam setiap bulannya, tagihan air ledengnya berkisar antara Rp 175.000 – Rp 200.000.
Jika tarif PDAM naik menjadi dua kali lipat, kata dia, maka tagihan air yang harus dibayarnya setiap bulan bisa mencapai Rp 400.000. “Wah, itu angka yang sangat besar bagi ekonomi keluarga kami,” katanya.
Menurut Ny. Wawan, kalaupun PDAM mau menaikan tarifnya, seharusnya meningkatkan dulu pelayanannya. Karena faktanya, kata dia, hingga saat ini pelayanan PDAM justru semakin menurun.
Faktanya, kata dia, aliran air ke rumahnya tak selancar dulu. “Saya kalau mau mencuci baju, harus menunggu hari menjelang siang, karena kalau pagi-pagi, air tak mengalir ke rumah kami,” katanya.
Hal ini jauh berbeda ketika beberapa tahun lalu, dimana air PDAM ke rumahnya mengalir lancar.
“Sejak di daerah kami banyak muncul perumahan, pasokan air menjadi tersendat. PDAM sangat gencar meningkatkan pelanggan baru, tapi tak sigap dalam meningkatkan pelayanan,” katanya.
Apalagi menurut informasi yang didapatnya, di beberapa tempat, pasokan air PDAM lebih parah jika dibandingkan dengan di tempatnya.
“Saya dengar, malah ada yang harus begadang segala untuk menunggu air mengalir,” ucapnya.
Maka menurut dia, sebaiknya pihak managemen PDAM lebih dulu meningkatkan pelayanan sebelum meningkatkan tarif hingga dua kali lipat. “Perbaiki dulu dong kinerja. Apa tidak malu sama pelanggan,” katanya.***