banner 728x90

Di Acara Talk Show HUT ke-49 PPNI, Himpunan Mahasiswa D3 Keperawatan UPI Kampus Sumedang Siap Menekan Angka Stunting di Cimalaka

Peserta, pemateri, mahasiswa, dosen, tokoh masyarakat dan karang taruna berfoto bersama usai gelaran talk show Cimalaka Menuju Zero New Stunting.***
banner 120x600
banner 468x60

Peserta, pemateri, mahasiswa, dosen, tokoh masyarakat dan karang taruna berfoto bersama usai gelaran talk show Cimalaka Menuju Zero New Stunting.***

KLIK PRIANGAN – Upaya menekan angka stunting di Cimalaka, Himpunan Mahasiswa Keperawatan (Himakep) Program Studi D3 Keperawatan UPI kampus Sumedang menggelar talk show dengan tema “Cimalaka Menuju Zero New Stunting”.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatangan fakta dukungan “Cimalaka Menuju Zero New Stunting”

Agenda yang diselenggarakan di Aula Bale Tampomas Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Sumedang, Minggu,19 Maret 2023 ini, atas kerjasama DPK Pendidikan PPNI Kabupaten Sumedang dan PATRIOT DESA Jawa Barat, dalam rangka HUT ke-49 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pada tanggal 17 Maret 2023.

Sebagai pemateri Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Dadang Sulaeman, Ketua Ikatan Bidan Indonesia PC Kabupaten Sumedang Rukruk Rukmiasih dan dari kalangan pendidik Dosen mata kuliah Gizi UPI Kampus Sumedang, Diding Kelana Setiadi S, Ir., M. MKes.

Dadang Sulaeman, yang juga Ketua DPD PPNI Kabupaten Sumedang menyebut, pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh status gizi anak.

“Diperlukan pemahaman yang baik dari semua pihak tentang asupan gizi seimbang untuk anak. Baik itu karbohidrat, protein, lemak dan asupan vitamin untuk mencegah terjadinya stunting,” ucapnya.

Tidak hanya asupan gizi seimbang, menurut Dadang, harus di perhatikan juga penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan, lingkungan dan sanitasi yang bersih, serta pengasuhan atau pola asuh orang tua yang tepat.

“Pencegahan stunting sendiri merupakan program unggulan Provinsi Jawa Barat, dan Dinkes Sumedang berkomitmen untuk melaksanakannya,” ujarnya.

Langkah pencegahan stunting sendiri dibuktikan dengan adanya kebijakan Pemkab Sumedang merilis aplikasi SIMPATI (Sistem Pencegahan Stunting) baik dalam versi website maupun Android.

SIMPATI ini, kata Dadang, diharapkan dapat menjadi salah satu sarana percepatan pencegahan stunting di Kabupaten Sumedang. Terlebih dalam pengumpulan dan pelaporan data balita yang berkaitan dengan stunting.

Dadang juga berharap, agar SIMPATI ini dapat digunakan oleh berbagai pihak. Mulai dari kader posyandu, pimpinan daerah, puskesmas, desa hingga dinas terkait lainnya untuk mendapatkan laporan terkait dengan stunting.

Termasuk juga umum atau para orang tua untuk ikut menggunakan SIMPATI ini untuk melakukan pengecekan status gizi anak.

“Pencegahan stunting  ini tidak hanya program pemerintah tapi merupakan gerakan masyarakat, dan dapat dimotori oleh kalangan pemuda, patriot desa, dan mahasiswa,” tegasnya.

“Sehingga diharapkan kalangan pemuda atau mahasiswa dapat menjadi pemuda yang aktif berkontribusi bagi desa, khususnya dalam pencegahan stunting di Kecamatan Cimalaka,” sambungnya.

Dosen Ilmu Gizi Diding Kelana Setiadi, Ir, M.Mkes menambahkan, pemenuhan gizi harus diperhatikan terutama kalangan remaja. “Kecenderungan remaja atau pemuda enggan sarapan dan kadang tidak memperhatikan asupan gizi. Risiko pemuda dan pemudi kekurangan gizi berdampak pada keturunannya,” katanya.

Ia menyebut, pemenuhan nutrisi sebaiknya menerapkan konsep isi piringku 1/2 sayuran dan buah, 1/2 yang lain berisi 1/3 lauk pauk 2/3 makanan pokok. “Namun sebagus apapun gizi, tidak akan berhasil jika sanitasi dan lingkungan kotor,” ucapnya.

Ketua Ikatan Bidan Indonesia PC Sumedang Rukruk Rukmiasih menyoroti pencegahan stunting ini harus dimulai dengan kesehatan perempuan.

“Perempuan yang anemia, jika hamil beresiko melahirkan bayi dengan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah). BBLR ini identik dengan bayi prematur yang akan menjadi faktor risiko stunting. Selain itu pola asuh yang baik terhadap anak terutama balita, karena stunting yang disebabkan oleh genetik hanya 10-15%,” katanya.

Rukruk pun menyarankan, agar remaja perempuan membiasakan diri minum vitamin penambah darah, menghindari pernikahan usia dini dan saat hamil harus memeriksakan kandungannya minimal 6 kali, termasuk juga untuk melakukan cek hemoglobin darah.

Sementara itu, Ketua Program Studi D3 Keperawatan UPI Kampus Sumedang Dewi Dolifah, M.Kep, Ners menyatakan, sebagai salah satu Perguruan Tinggi Keperawatan di Jawa Barat, Prodi D3 Keperawatan UPI Kampus Sumedang berkomitmen dalam membantu pemerintah.

Dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang dalam pencegahan stunting dengan menerjunkan mahasiswa keperawatan. Baik saat praktik keperawatan kesehatan masyarakat (komunitas) atau pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk edukasi stunting.

Salah satu peserta, Reza dari Patriot Desa berharap adanya program Patriot Desa dapat menjadi salah satu pendorong dalam penanganan stunting di kecamatan Cimalaka. “Patriot Desa siap bekerja sama,” katanya.

Peserta lainnya dari Himakep D3 Keperawatan UPI Kampus Sumedang menyatakan, siap mendukung program kerja yang berkaitan dengan pencegahan stunting di Kabupaten Sumedang.

Termasuk juga peserta dari karang taruna desa yang ikut menyatakan akan merealisasikan wawasan tentang pencegahan stunting.  Ikut menggerakkan desanya ke arah yang lebih baik agar generasi selanjutnya menjadi generasi New Zero Stunting. (Yanti).***