banner 728x90

Transformasi Mutu Sekolah dengan Tasbih di SMPN 1 Cisayong

Hj. Dida Nurhayati, S.Pd, M.Pd
Hj. Dida Nurhayati, S.Pd, M.Pd
banner 120x600
banner 468x60

Oleh : Hj. Dida Nurhayati, S.Pd, M.Pd

(Kepala SMP Negeri 1 Cisayong)

LINGKUNGAN sekolah yang aman dan nyaman merupakan harapan semua warga sekolah baik itu siswa, guru, kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan, orangtua siswa, serta komite sekolah.

Karena dengan lingkungan yang aman dan nyaman, akan mendukung  tercapainya harapan siswa dan orangtua siswa yang anaknya sekolah juga komponen sekolah.

Oleh karena hal tersebut, sejak adanya penetapan diberi tanggung jawab menjadi kepala sekolah, langkah yang pertama dilakukan adalah melakukan transformasi sekolah yang sesuai dengan lingkungan sekolah itu berada.

Pun saat diberi amanat memimpin SMPN 1 Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, langkah yang dilakukan adalah melakukan tranformasi budaya mutu sekolah yang  berorientasi pada layanan dalam memenuhi kebutuhan siswa.

Oleh karena transformasi sekolah merupakan proses yang komplek dan memerlukan dukungan dari semua pihak  yang  tekait.

Salah satu cara untuk mendukung transformasi sekolah tersebut adalah dengan mengimplementasikan pendekatan tasbih dalam mengelola manajemen disekolah. Tasbih adalah kalimat talbiyah  yang diucapkan saat zikir selesai shalat maupun dalam kegiatan lain sesuai kebutuhan.

Tasbih dalam tranformasi budaya mutu yang dilaksanakan mempunyai dua makna. Pertama digunakan untuk penguatan karakater siswa dengan selalu mendawamkan  kalimat tasbih sebelum memulai pembelajaran.

Kedua merupakan strategi pelaksanaaan tranformasi mutu sekolah yaitu Tertib, Bersih dan Harmonis. Agar mempunyai makna, maka disingkat menjadi Tasbih. Implementasi Tertib, Bersih dan Harmonis (tasbih), dalam praktiknya dapat diutarakan sebagai berikut:

Tertib ditunjukan dengan indirkator tertib waktu, tertib administarsi dan tertib pakaian. Dengan penerapan tiga indikator tertib tersebut, maka semua komponen di SMPN 1 Cisayong mulai dari kepala sekolah, guru, tata usaha serta siswa maupun orangtua siswa agar memahami  dan menerapkannya.

Dalam tertib waktu, setiap guru hendaknya mematuhi waktu mengajar. Begitu pun dengan siswa, harus tertib dalam waktu belajar.

Tertib administrasi, artinya seluruh komponen diharapkan menyelesaikan admintrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, begitu pula untuk tertib pakain seluruh komponen agar mematuhi cara berpakaian sesuai dengan ketentuan yang ada.

Bersih ditunjukan dengan indikator bersih lahir maupun bersih batin. Artinya, seluruh  komponen sekolah agar senantiasa memelihara kebersihan lingkungan sekolah baik di dalam kelas, lingkungan sekolah maupun area sekeliling sekolah.

Sedangkan bersih batin artinya seluruh komponen sekolah agar menghindari sikap yang kurang terpuji seperti iri, hasut dan dengki juga percaya pada berita hoaxs yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Untuk menjadi bersih lahir, maka seluruh komponen hendaknya selalu membasahi bibirnya dengan selalu bertasbih kepada Allah.

Harmonis ditunjukan dengan indikator  terjadinya lingkungan sekolah yang ditandai dengan adanya empat unsur seperti;

(1) Menciptakan kehidupan beragam dalam sekolah.

(2) Mempunyai waktu bersama  antara kepala sekolah, guru, siswa, TAS dan komite maupun orang tua siswa serta pemerintah daerah setempat.

(3) Mempunyai komunikasi yang baik antara kepala sekolah, guru, siswa, TAS dan komite maupun orang tua siswa serta pemerintah daerah setempat.

(4) Adanya kesadaran diri dari setiap komponen sekolah untuk saling menghargai dan menghormati.

Transformasi budaya mutu sekolah dengan tasbih membutuhkan dukungan dari berbagai komponen. Oleh karena itu agar bisa dilaksanakan dengan baik dan lancar, langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi dengan berbagai stakeholder mulai dari guru, tenaga adminstrasi, siswa, komite sekolah mapun pemerintahan setempat.

Adapun untuk orangtua disampaikan oleh guru-guru saat mengajar di depan kelas, begitu pula merupakan pesan wajib yang harus disampaikan oleh pembina upacara setiap hari Senin.

Untuk mengukur keberhasilan program tranfomasi budaya mutu sekolah ini maka dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala serta diintegrasikan dalam kegiatan supervisi akademik.

Dalam kegiatan monev ini difokuskan untuk mengindentifikasi masalah-masalah, selanjutnya dilakukan analisis pemecahan masalah, sampai ditemukan solusinya.

Analisis dilakukan bersama sama wakasek dan perwakilan guru guru. Jika sudah ditemukan solusinya, maka selanjutnya disepakati untuk diterapkan.

Pengembangan budaya mutu di sekolah dilaksanakan melalui program tasbih, diharapkan guru mampu melakukan pengembangan inovasi pembelajaran, pengembangan kegiatan ekstrakurikuler, pengembangan budaya dan kerakter siswa , dan pengembangan prestasi akademik dan non akademik serta tumbuhnya partisipasi warga sekolah maupun masyarakat,

Begitu pula dengan budaya mutu sekolah dengan Tasbih diharapkan mampu menjadikan lingkungan sekolah yang kondusif sehingga dapat mewujudkan kualitas pendidikan yang baik selaras dengan visi maupun misi sekolah serta dapat mengoptimalkan kinerja guru, kepala sekolah, karyawan dan siswa.

Sehingga hasilnya optimal sesuai dengan harapan agar slogan #NECIS BANGKIT, NECIS BERPRESTASI # bisa terwujud. Aamiin.***